Motto | Sapeu Kheun Sahoe Langkah |
Semboyan | - |
Slogan pariwisata | - |
Julukan | |
Demonim | - |
Provinsi | Aceh |
Ibu kota | Blangpidie |
Luas Wilayah | 2.334,01km² |
Penduduk | |
· Jumlah | 125.354 |
· Kepadatan | 50 jiwa/km² |
Pembagian administratif | |
· Kecamatan | 9 |
· Desa/kelurahan | 132 |
Dasar hukum | UURI Nomor 4 Tahun 2002 |
Tanggal | 10 April 2002 |
Hari jadi | {{{hari jadi}}} |
Bupati | Akmal Ibrahim, S.H. |
Kode area telepon | 0659 |
Kabupaten Aceh Barat Daya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia. Kabupaten ini resmi berdiri setelah disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2002.
Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan
bukanlah merupakan ekses dari reformasi pada tahun 1998 semata.
Meskipun perubahan pemerintahan nasional saat itu mempercepat pemekaran
tersebut, namun wacana untuk pemekaran itu sendiri sudah berkembang
sejak sekitar tahun 1960-an.
Geografi
Wilayah ini termasuk dalam gugusan pegunungan Bukit Barisan.
Batas wilayah
Utara | Kabupaten Gayo Lues |
Selatan | Kabupaten Aceh Selatan dan Samudra Indonesia |
Barat | Kabupaten Nagan Raya |
Timur | Kabupaten Gayo Lues |
Ekonomi
Aceh Barat Daya mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan untuk
kelangsungan perekonomiannya. Hal ini ditunjang dengan posisinya yang
sangat strategis di jalur dagang kawasan barat Aceh, khususnya kota Blangpidie yang sejak dulu menjadi pusat perdagangan di pantai barat Aceh.
Sebenarnya bila kondisi keamanan semakin membaik, banyak sekali
potensi yang dapat digali di kawasan ini, seperti pariwisata, karena
posisinya yang merupakan paduan antara pantai Samudera Hindia dan Bukit
Barisan yang hijau.
Selain itu Aceh Barat Daya dapat dikembangkan sebagai kawasan
agroindustri, agribisnis dan peternakan terpadu serta sektor lain yang
akan berkembang.
Demografi
Penduduk Aceh Barat Daya didominasi oleh etnis Aceh (88%). Sedangkan sisanya adalah orang-orang Minangkabau atau yang biasa dikenal dengan Aneuk Jamee (12%).[3]
Pemerintahan
Bupati
Bupati definitif pertama hasil pemilihan kepala daerah secara langsung yaitu Akmal Ibrahim didampingi oleh Wakil Bupati Syamsurizal untuk masa bakti tahun 2007-2012. Pasangan ini dilantik oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf untuk menggantikan Penjabat Bupati Azwar Umri. Sebelum Azwar Umri menjadi Penjabat Bupati, beliau didahului oleh Teungku Burhanuddin Sampe. Sedangkan Teungku Burhanuddin Sampe didahului oleh Nasir Hasan yang sebelumnya menggantikan Baharuddin sebagai bupati perdana yang dilantik Gubernur Aceh Azwar Abubakar tanggal 18 Februari 2006.
Sekretaris Kabupaten Aceh Barat Daya saat ini dijabat oleh Ir. H. M.
Yunus, SH, MM yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Aceh Barat Daya.
Kecamatan
|
|
Potensi
Perkebunan
Potensi wilayah 32.417 Ha, areal Taman 11.850 Ha, cadangan areal 20.567 Ha
Pertanian
Potensi wilayah 21.296 Ha, areal taman 16.450 Ha, cadangan areal 4.846 Ha
Kehutanan
Hutan lindung 31.375 Ha, Taman Nasional Gunung Leuser 62.400 Ha, Hutan Produksi Terbatas 36.165 Ha
Perikanan
- Darat: Budi Daya Air Payau 10 Ha, Budi Daya Air Tawar 20 Ha
- Laut/Danau/Sungai: Kerambah 5 unit (sungai)
Pariwisata
Wisata Alam Gosong Sangkalan, Taman Wisata Cemara Indah, Wisata
Pantai Kuala. Pariwisata Gunung: Bendungan irigasi Krueng Susoh Blang
Pidie, Marga Satwa Leuser (Pucuk Kila)
Pertambangan
Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki potensi sumber daya mineral yang
cukup kaya, diantaranya Bijih Besi, Pasir Zirkon dan Galena. Juga
terdapat batuan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pupuk mineral.
Namun hingga saat ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun upaya yang telah dilakukan
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya dalam mempercepat pembangunan
sektor energi dan sumber daya mineral, sesuai dengan Qanun No. 1 Tahun
2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah telah
terbentuk SKPD Dinas Pertambangan dan Energi.
No comments:
Post a Comment